Tuesday, July 30, 2013

Astronomi Modern Jadi Pilihan Eropa Tentukan Awal & Akhir Ramadan

Astronomi Modern Jadi Pilihan Eropa Tentukan Awal & Akhir Ramadan
Liputan6.com, Paris : Jika di Indonesia penentuan puasa dengan melihat hilal dan masih kerap terjadi perbedaan hari awal Ramadan, dan bagaimana di negara lain?

Eropa misalnya, para pemimpin Muslim Prancis telah sepakat untuk mengakhiri hampir 1.400 tahun tradisi Islam dan menggunakan astronomi modern untuk menentukan awal bulan suci Ramadan dan hari besar Islam lainnya dikutip Hufftingtonpost, Selasa (29/7/2013).

The French Muslim Council (CFCM) mengatakan untuk mulai menggunakan perhitungan astronomi untuk mengatur tanggal daripada mengandalkan mata telanjang untuk melihat bulan sabit baru.

Ramadan biasanya dimulai pagi hari, yang di masa lalu telah tertunda akibat satu atau bahkan dua hari kondisi cuaca.

Presiden Dewan Mohammad Moussaoui mengatakan metode lama dengan jadwal Muslim Prancis untuk bekerja, sekolah dan perayaan. Minoritas Islam terbesar di Eropa terdapat di Prancis dengan jumlah sekitar lima juta muslim.

Turki mulai menggunakan perhitungan ilmiah untuk menetapkan awal dekade Ramadan. Muslim di Jerman, yang sebagian besar berasal dari Turki, dan orang-orang di Bosnia juga menggunakan metode ini.

Minoritas Muslim di tempat lain di Eropa sering mulai Ramadan menurut awal di negara-negara asal mereka, atau di Arab Saudi. Yang dapat menyebabkan kelompok etnis yang berbeda mulai pada hari yang berbeda walau negara yang sama.

"Ini bersejarah. Sekarang semua Muslim di Perancis dapat memulai Ramadhan pada hari yang sama," kata Pemimpin Muslim Azzedine Gaci, Lyon.

Ilmuwan Muslim telah berdebat untuk menggunakan astronomi untuk menentukan tanggal Islam selama bertahun-tahun, terutama sekarang ketika komunikasi global membuat semakin canggung untuk negara yang berbeda saat memulai Ramadan pada hari yang berbeda.

Rumitnya perhitungan, kalender lunar Islam adalah 10 sampai 11 hari lebih pendek dari kalender Gregorian yang dikembangkan di Eropa, sehingga tanggal untuk Ramadhan jatuh satu setengah minggu sebelumnya.

Moussaoui mengatakan Muslim Perancis tidak berencana untuk meminta liburan dam dimasukkan dalam kalender nasional.

"Ini akan menjadi lebih penting bagi kita bahwa mereka dipertimbangkan, itu saja," katanya. (Mia/Mel)

Previous Post
Next Post

About Author

Comments
0 Comments

0 komentar:

terimakasih atas komentar nya