Saturday, April 5, 2014

Love Factor

Oleh Sigit Risat
Mencintai Pekerjaan
Belum lama ini ada seorang wanita datang menemui saya untuk meminta pendapat mengenai persoalan yang sedang dihadapinya. Dengan ekspresi wajah yang datar wanita ini mengungkapkan semua unek-uneknya. Rupanya wanita ini sekarang hidup hanya berdua bersama anak perempuan satu-satunya yang baru berusia lima tahun. Dia berpisah dengan suaminya karena ternyata diam-diam suaminya itu memiliki wanita idaman lain. Perpisahan tak terelakan karena sang suami lebih memilih wanita itu. Menurutnya, itu adalah peristiwa hidup yang tak akan terlupakan dalam hidupnya, kejadian yang sangat menyakitkan hati.
Tapi tunggu dulu. Rupanya bukan itu persoalan yang sedang dia hadapi sekarang sehingga menggerakkan hatinya untuk menemui saya. Karena menurutnya semua itu sudah berlalu. Persoalan yang sedang dia hadapi sekarang adalah dia sedang jatuh cinta pada seorang pria mantan kekasihnya dulu yang dipertemukan kembali oleh facebook.
"Mas Sigit, anehnya perasaan cintaku sama dia itu melebihi perasaan cintaku sama mantan suamiku. Mungkin karena dia cinta pertamaku? Entahlah, rasanya sulit untuk mendeskripsikan betapa kuatnya perasaan cintaku ini."

Setelah matanya berbinar-binar mengungkapkan perasaan cintanya itu, lalu dia terdiam dan perlahan berkata, "Sayangnya dia sudah punya istri.... Gimana dong Mas, rasanya ngga mungkin deh aku berpisah dengannya, dia pria yang baik, pengertian, lembut, romantis dan ngga pelit seperti mantan suamiku dulu. Dia juga udah berjanji untuk tidak akan melepaskan aku lagi seperti dulu dan akan menikahiku."
Meskipun memberi nasihat pada orang yang sedang jatuh cinta sama sulitnya dengan melarang anak kecil makan permen, namun karena dia meminta nasehat saya, akhirnya saya angkat bicara juga. Tentunya sambil mendoákan kiranya wanita yang tengah berbahagia dengan masalahnya ini bisa dibukakan kesadarannya oleh Tuhan. Kerena hanya Dialah yang bisa membolak-balik hati seseorang.
Pembaca yang baik, sebetulnya bukan kisah cinta wanita itu yang ingin saya bahas di sini. Melainkan tentang fenomena kekuatan cinta yang begitu dahsyat, yang bisa membuat logika seseorang menjadi lumpuh – seperti yang dialami wanita itu. Jatuh cinta tentu tidak hanya terjadi pada lawan jenis dalam konteks cinta sepasang kekasih. Kekuatan cinta itu juga mencakup hal lainnya, seperti jatuh cinta pada kesebelasan favorit, hewan peliharaan, hobi, musik, termasuk jatuh cinta pada pekerjaan. Dan demi yang kita cintai itu, kita rela berkorban segalanya.
Faktor cinta yang menggerakan seseorang inilah yang harus kita miliki pada pekerjaan yang sedang kita tekuni saat ini. Karena jika kita sudah jatuh cinta pada pekerjaan, maka kita akan suka cita menjalankannya, bukan terpaksa seperti perbudakan yang menyiksa. Jika kita jatuh cinta pada pekerjaan, kita akan senang berlama-lama dengannya. Saat liburan, kita akan merasa kehilangan dan tak sabar ingin segera bertemu dengannya. Kita akan marah jika ada orang yang menyepelekannya. Bahkan ketika perusahaan sedang dalam kesulitan, kita akan merasa sedih dan tanpa pikir panjang langsung menolongnya.
Cinta adalah sebuah faktor penentu keberhasilan seseorang dalam bidang apa pun, termasuk dalam hal pekerjaan. Jika Anda adalah seorang pemimpin perusahaan, bantu tim Anda untuk jatuh cinta pada pekerjaannya. Tentu dengan kekuasaan yang Anda miliki, Anda bisa mengancam meraka untuk menjalankan tugasnya sesuai harapan, atau bisa juga menawarkan hadiah menarik bagi mereka yang berprestasi. Namun jangan sampai Anda mengabaikan faktor Cinta yang memiliki kekuatan lebih dari sekedar reward and punishment. Lalu dari mana memulainya? Mulailah dengan mencintai mereka dengan tulus.


Previous Post
Next Post

About Author

Comments
0 Comments

0 komentar:

terimakasih atas komentar nya