Saturday, March 15, 2014

Bagaimana Mengatur Keuangan Pribadi?


Uang adalah salah satu hal penting dalam hidup kita. Memang tidak semua butuh uang tetapi hampir segalanya membutuhkannya. Untuk dapat mewujudkan impian, kita bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Namun, seringkali kita rasakan, meskipun penghasilan meningkat, kok masih ada saja yang membuatnya tidak cukup.

Hari saya hanya ingin berbagi pengetahuan dan opini tentang bagaimana mengatur keuangan pribadi. Saya akan membaginya menjadi 2 bagian besar, yaitu pemasukan dan pengeluaran.

Pemasukan
Pertama, kita harus tahu sumber pemasukan kita dari mana saja. Jika Anda seorang karyawan, harus tahu berapa gaji ‘pasti’ yang diterima setiap bulan. Jika Anda seorang wiraswasta, harus tahu berapa pemasukan minimal yang paling stabil meskipun tentu saja ada saatnya kurang dari itu, tetapi carilah angka minimal yang paling sering diterima.
Jika memiliki beberapa sumber pemasukan, lihat mana yang paling mendukung kehidupan Anda selama ini, jadikan itu fondasi untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya tetap pula (akan lebih jelas setelah saya terangkan tentang pengeluaran).
Fokuslah bekerja pada sumber penghasilan yang menjadi penyokong hidup selama ini. Jika ingin ‘buka cabang’ pekerjaan, pastikan dapat saling mendukung dengan pekerjaan Anda saat ini.
Contoh, saya adalah seorang dokter di Klinik Pendidikan Sari Mulia. Saya ‘buka cabang’ dengan menjadi dosen pula di Akbid Sari Mulia yang kebetulan tempatnya sama. Saya juga praktek di luar jam kerja dengan menggunakan tempat klinik tersebut. Saya juga mencari penghasilan secara online dengan menulis tentang kesehatan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat di dalamnya.
Dapat dilihat semuanya saling berkaitan dan tidak conflict of interest yang dapat membuyarkan fokus kerja Anda.
Setelah didapatkan berapa penghasilan dasar Anda, tambahan yang digunakan dapat diinvestasikan ke dalam beberapa hal yang akan saya bahas di pengeluaran.

Pengeluaran
Pengeluaran pada dasarnya terbagi atas empat jenis:
  1. Hutang
  2. Asuransi atau produk investasi
  3. Kebutuhan hidup
  4. Keinginan pribadi
Jenis-jenis pengeluaran di atas sudah saya urutkan sesuia prioritas.
Kenapa hutang dinomersatukan? Yang saya maksud hutang disini adalah hutang dengan lembaga keuangan yang akan menimbulkan bunga dan membuat denda jika terlambat dibayar. Semakin lambat hutang habis semakin banyak bunga yang dibayar. Semakin sering terlambat membayar semakin banyak dendanya. Dengan mengutamakan pelunasan hutang, Anda akan mengurangi banyak pengeluaran yang tidak perlu.
Sangat penting pula mengutamakan asuransi atau produk investasi, karena jika tidak dibayar maka dapat hangus seluruh uang yang ditaruh di dalamnya.
“Kalau seperti itu caranya, buat apa pakai asuransi atau produk investasi segala?”
Asuransi penting untuk Anda miliki karena ini merupakan cara untuk mengatasi risiko-risiko hidup yang tak terduga seperti sakit (tidak bisa kerja), meninggal, musibah (kehilangan dan pengeluaran tambahan), dan sebagainya. Anda bisa bayangkan sudah mengatur rencana pengeluaran, eh malah sakit yang biayanya tidak terduga. Hal ini tentu bisa mengganggu kesehatan keuangan pula.
Hal yang sama juga dengan produk-produk investasi yang ditawarkan bank selama ini. Pernahkah kita sadar bahwa Rp. 1000,- jaman dulu (tahun 1990-an) bisa untuk bayar parkir tiga kali sedangkan sekarang hanya satu kali? Apa artinya ini? Ya, nilai uang kita merosot dari tahun ke tahun. Karena itu, sebagian simpanan kita harus dalam bentuk investasi yang kenaikan nilainya mengimbangi penurunan nilai uang kita.
Apa saja investasi yang harus dilakukan? Nanti akan saya buat artikelnya sendiri.
Berikutnya, tentang kebutuhan hidup. Jangan pernah mengirit terlalu berlebihan, misalnya makan cuma tempe tiap hari. Kalau kita mengirit seperti itu, ujung-ujungnya juga bakal keluar banyak. Contoh, teman saya seringkali makannya ngirit seperti di atas. Eh, saat weekend malah ‘membalas’ dengan makan di restaurant yang ujung-ujungnya bayar ratusan ribu. Ada juga teman yang menghemat makan sebelum ke bandara. Pas di bandara malah sangat lapar dan akhirnya makan mahal disana. Jika kita terlalu mengirit, jatuh-jatuhnya ya kikir. Orang kikir itu pasti akan kehilangan hartanya.
Coba sebutkan satu-satu jenis pengeluaran dan apa yang Anda  pilih untuk memenuhinya, contoh:
Makan –> di rumah saja, jam kantor cukup bawa bekal, kualitas makanan tetap
Komunikasi –> langganan BB cukup social marketing saja, toh ada wifi
Tempat tinggal –> sementara ngekos dulu
dan seterusnya.
Hemat adalah menerima kualitas yang sama dengan harga lebih murah, BUKAN menurunkan kualitasnya. Kualitas yang diinginkan sesuai kebutuhan saja.
Berikutnya adalah keinginan. Keinginan beda-beda tipis dengan kebutuhan, tetapi biasanya tidak rutin dipenuhi, contoh: naik haji, beli rumah, beli mobil, biaya perkawinan, biaya sekolah, dan lain-lain.
Ingat kalimat ini untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan:
“Utamakan mengumpulkan uang untuk kebutuhan/keinginan yang tidak dapat dibiayai secara kredit”
Mengapa?
Contoh, dalam 2-3 tahun ini, Anda ingin sekolah lagi, menikah, beli rumah dan beli mobil. Dalam kasus ini, utamakan mengumpulkan uang untuk sekolah dan menikah, karena keduanya tidak dapat dikredit. Jika Anda beli rumah, apalagi beli mobil duluan, penghasilan akan terkuras habis untuk keduanya, termasuk bunga yang harus dibayar dan biaya rutin rumah maupun mobil, seperti bayar listrik, air ledeng, perabotan, ganti oli mobil, bensin, dan lain-lain.
Harusnya adalah kumpulkan uang untuk sekolah dan menikah, sebagian juga untuk DP rumah dan mobil. Dengan demikian, uang Anda akan fokus. Gunakan jasa tabungan asuransi sekaligus investasi dari bank untuk mengumpulkan DP rumah dan mobil, karena biasanya beberapa bank baru bisa mencairkan investasi Anda dalam 5 tahun, paling cepat 2 tahun. Jadi, Anda fokus mengumpulkan uang tanpa harus terbuang dalam bentuk bunga maupun biaya operasional.

sumber herdiantrisufriyana.com/

Previous Post
Next Post

About Author

2 comments:

terimakasih atas komentar nya