Wednesday, September 18, 2013

Penobatan Miss Muslimah di tengah kontroversi

Miss World Muslimah 2013 dihadiri peserta dari enam negara.
Di tengah polemik penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia, yang Klik ditolak sebagian kelompok Islam, sebuah ajang bertajuk Miss World Muslimah 2013 telah digelar sejak sepekan lalu.
Acara Miss World Muslimah 2013, yang dihadiri perwakilan dari 6 negara, yaitu Indonesia, Iran, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, serta Brunei, akan ditutup di Jakarta dengan menobatkan siapa pemenangnya, pada Rabu (18/09) malam ini.
"Kita tidak meng-exposure (mengeskploitasi) kaum wanita, tapi kami ingin memperlihatkan kaum wanita Islam itu juga talented (berbakat), skill-nya (keahlian) juga ada."
Ini adalah penyelenggaraan ketiga kalinya, yang mensyaratkan pesertanya mirip dengan penyelenggaraan Miss World, tetapi harus beragama Islam, mampu membaca Alquran, serta menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuh tertentu.
"Kita tidak meng-exposure (mengeskploitasi) kaum wanita, tapi kami ingin memperlihatkan kaum wanita Islam itu juga talented (berbakat), skill-nya (keahlian) juga ada, dan kami berharap ini bisa menjadi contoh yang baik buat kaum muslimah lainnya," kata Muhammad Reza Irawan, juru bicara Miss World Muslimah 2013, kepada BBC.
Ditanya tentang kewajiban semua peserta harus menggunakan kerudung dan menutup sebagian tubuhnya, Muhammad Reza mengatakan: "Kerudung itu merupakan kewajiban bagi kaum muslimah, karena -- kita tahu -- yang tidak boleh terlihat adalah wajah dan telapak tangan".
Dia juga menegaskan bahwa penyelenggaraan Miss World Muslimah bukanlah untuk Klik menandingi ajang Miss World 2013.
"Karena ini penyelenggaraan yang ketiga," tandasnya.

Sikap Komnas Perempuan

Berbeda dengan penyelenggaraan Miss World 2013 yang ditolak sebagian kelompok Islam, acara kontes khusus perempuan muslim ini relatif tidak menimbulkan kegaduhan.
Seorang peserta Miss World 2013 yang digelar di Bali.
Anggota Komnas Perempuan, Neng Dara mengatakan, walaupun dia mengkritisi acara kontes Miss World 2013 dan Miss World Muslimah 2013, pihaknya tidak setuju jika kedua acara ini dilarang.
"Jangan dilarang, kontes-kontes seperti itu. Kalau tidak setuju, jangan menontonnya atau jangan ke Bali untuk melihatnya," kata Neng Dara kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, melalui telepon, Rabu (18/09) sore.
Ditanya tentang acara seperti ini dianggap mengeksploitasi tubuh perempuan, Neng Dara mengatakan "tidak ada sikap tunggal di kalangan perempuan tentang isu ini."
"Keislaman itu tidak (bisa) direduksi pada sehelai tutup kepala, tetapi yang lebih mendasar yaitu pada etika keseharian, serta sikap spiritualitas."
Menurutnya, apabila kaum perempuan yang mengikuti ajang seperti ini berangkat dari kesadaran "untuk mengekspresikan kecerdasan yang mungkin dilatari orientasi ekonomi, akses ke dunia yang lebih luas, maka tidak perlu dimasalahkan."
"Kecuali kalau dia dipaksa untuk ikut dan ada kekerasan, kita pasti menolaknya," tandas Neng Dara.
Namun demikian, Neng Dara mengkritik sikap etika Keislaman yang semata dikaitkan dengan penggunaan kerudung dalam ajang Miss World Muslimah 2013.
Menurutnya, "Keislaman itu tidak (bisa) direduksi pada sehelai tutup kepala, tetapi yang lebih mendasar yaitu pada etika keseharian, serta sikap spiritualitas."

Kedaulatan atas tubuh

Penyelenggaraan Miss World 2013 ditolak sebagian kelompok Islam.
Sikap senada juga diutarakan Tunggal Pawestri dari organisasi Koalisi Perempuan. Dia mengatakan, masyarakat harus tetap mengkritisi acara kontes seperti Miss World atau Miss World Muslimah, meskipun masyarakat tidak boleh melarangnya.
"Kita harus belajar jadi masyarakat yang terbuka... Tidak apa-apa itu berjalan, namun kita sebagai masyarakat tetap harus mengkritisi, jangan sampai perempuan jadi korban dari model-model kontestasi tersebut," kata Tunggal saat dihubungi BBC Indonesia melalui telepon.
"Jadi, bagaimana perempuan tidak menjadi korban, tapi pada saat yang bersamaan, menghargai bahwa perempuan itu punya kedaulatan terhadap tubuhnya sendiri," tegasnya.
"Jadi harus dibedakan, antara kita dalam konteks mengkritisi penyelenggaraan dan bagaimana kita mendukung kedaulatan tubuh perempuan. Itu dua hal yang berbeda."
Dia kemudian memberikan contoh: "Kita tidak bisa, misalnya, ada kawan saya ikut memutuskan ikut kontestan kecantikan. Saya tidak bisa melakukan penghakiman atas pilihannya untuk ikut kontes tersebut".
"Tapi," lanjut Tunggal Pawestri, "bahwa kita mengkritisi penyelenggaraannya, itu nggak apa-apa. Jadi harus dibedakan, antara kita dalam konteks mengkritisi penyelenggaraan dan bagaimana kita mendukung kedaulatan tubuh perempuan. Itu dua hal yang berbeda."
Bagaimanapun, penyelenggaraan Miss World 2013 yang rencananya ditutup di Jakarta, harus Klik dipindahkan ke Bali, menyusul penolakan sebagian kelompok Islam.
Acara ajang kecantikan yang dihadiri peserta dari 130 negara akan ditutup dengan penobatan pemenang pada 28 September nanti. sumber http://www.bbc.co.uk/
Previous Post
Next Post

About Author

2 comments:

terimakasih atas komentar nya